Selamat Datang di Website Resmi Pemerintah Desa Gunungsari Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan

Artikel

KLB Hepatitis A Pacitan, 701 Terjangkit Bertambah 39 per Hari

27 Juni 2019 11:11:06  Administrator  441 Kali Dibaca  Berita Desa

Ratusan orang terjangkit hepatitis A di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur sehingga pemerintah setempat menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Eko Budiono mengatakan hingga Rabu (26/6) petang jumlah warga yang terjangkit mencapai 701 orang. Jumlah tersebut, kata dia, masih mungkin bertambah namun diupayakan tindakan pencegahan.

"Saat ini memang 701, dan rata-rata penambahan hariannya dari 39 sampai 50 kecenderungannya masih naik karena mobilitas penduduknya cukup tinggi," ujar Eko seperti dikutip dari siaran CNNIndonesia TV, Rabu (26/6).


Ratusan warga yang terjangkit hepatitis itu berada di 8 kecamatan dari 12 yang ada di Kabupaten Pacitan.

Eko mengatakan laporan pertama kasus Hepatitis A itu terpantau terjadi pada 14 Juni lalu.

"Satu [pasien] tapi sudah langsung kuning, 15 [Juni] terus bertambah, 16 [Juni] bertambah, 17 [Juni] kita lakukan pelacakan," katanya.

Eko menerangkan dari hasil investigasi kurun waktu 14-17 Juni lalu pihaknya mencurigai kasus hepatitis A itu bermula dari pengolahan makanan atau makanan yang dikonsumsi warga sudah terkontaminasi virus Hepatitis A.

"Tapi pada perkembangan selanjutnya ternyata penularannya melalui dari person to person, dari orang ke orang," katanya.

Pemkab Pacitan menetapkan KLB Hepatitis A di wilayah itu pada 25 Juni lalu. Saat itu, berdasarkan laporan yang diterima Bupati Pacitan, Indarto, sudah 581 warga di tiga kecamatan yang terjangkit hepatitis A.

Untuk menangani KLB Hepatitis A tersebut, Eko menjelaskan pihaknya memberlakukan tiga strategi yakni perawatan pasien secara insentif beserta pengobatannya, pengawasan terus menerus, dan melakukan pengendalian faktor risiko seperti pengawasan sumber dan penampungan air, serta pencegahan terjangkit hepatitis pada kelompok-kelompok rentan.

"Dan mengimbau bagi masyarakat yang sakit untuk diisolasi di rumah," katanya.

Selain itu, kata dia, untuk pembiayaan pengobatan pasien terjangkit hepatitis A akan dibebankan ke APBD Kabupaten Pacitan 2019, serta BPJS Kesehatan.

"Sesuai dengan SK bupati yang sudah ditetapkan memang setelah pembiayaan dari sini akan ditanggung anggaran dari APBD 2019 di kabupaten pacitan. Mereka yang sudah memiliki BPJS, ya kita manfaatkan gunakan BPJS nya ya belum ya kita koveri," kata Eko.

Sumber : cnnindonesia

Beranda Berita Cakrawala Makro Nasional Market Energi Digital Ekonomi Kreatif infrastruktur Keuangan Industri Bursa Bisnis Perdagangan Pertambangan Pertanian Otomotif Transportasi Internasional Maritim Olahraga Topik Lainnya Infografik Analisis Data Opini dan Wawancara Telaah Multimedia Laporan Khusus Info Lembaga Indeks Berita Databoks Insight Center (KIC) Tentang Katadata » Langganan Newsletter » Advertising » ©2019 Katadata. Hak cipta dilindungi Undang-undang. Kebijakan Privasi | Disclaimer Menu Cari Minggu, 7 Juli 2019 Beranda Makro Nasional Market Energi Digital Ekonomi Kreatif Infografik Lainnya Opini dan Wawancara Analisis Data Bicara Data Telaah Info Lembaga Multimedia Laporan Khusus Gender Indeks Berita Insight Center Databoks Beranda Makro Nasional Market Energi Digital Ekonomi Kreatif Infografik Lainnya Opini dan Wawancara Analisis Data Bicara Data Telaah Info Lembaga Multimedia Laporan Khusus Gender Indeks Berita Insight Center Databoks Beranda Berita Nasional Wabah Hepatitis A di Pacitan, Waspadai Penyebab dan Penularannya Penulis: Abdul Azis Said Editor: Hari Widowati 3/7/2019, 07.56 WIB Lebih dari 800 warga di Kabupaten Pacitan terjangkit penyakit hepatitis A sehingga pemerintah menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayah tersebut. Pasien penderita Hepatitis A menjalani rawat inap di tempat-tempat tidur darurat (veltbed) di Puskesmas Ngadirojo, Pacitan, Jawa Timur, Kamis (27/6/2019). Pemkab Pacitan menetapkan status KLB (kejadian luar biasa) wabah Hepatitis A di enam kecamatan setel ANTARA FOTO/DESTYAN SUJARWOKO Pasien penderita Hepatitis A menjalani rawat inap di tempat-tempat tidur darurat (veltbed) di Puskesmas Ngadirojo, Pacitan, Jawa Timur, Kamis (27/6/2019). Pemkab Pacitan menetapkan status KLB (kejadian luar biasa) wabah Hepatitis A di enam kecamatan setelah penyakit sangat menular itu mulai terdeteksi pada 19 Juni 2019 dengan jumlah 84 pasien, dan terus melonjak hingga kini Kamis (27/6/2019) mencapai 824 penderita. Belakangan ramai diperbincangkan penyebaran penyakit hepatitis A atau peradangan organ hati yang menjangkiti ratusan warga di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Kejadian ini pun dengan sigap direspons pemerintah setempat dengan menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Pasalnya, virus penyebabnya dengan cepat terdesiminasi dari satu orang ke orang lainnya dalam waktu singkat. KLB itu diterbitkan pada 25 Juni 2019 atau kurang dari dua minggu setelah laporan pertama adanya temuan korban hepatitis A pada 14 Juni 2019. Bahkan, sampai Minggu (30/6) dilaporkan telah lebih dari 800 warga Pacitan di 5 kecamatan diduga terjangkit penyakit ini. Lima kecamatan yang terjangkit itu adalah Sudimoro, Ngadirejo, Tulakan, Tegalombo, dan Arjosari. Dari lebih 800 orang yang diduga terjangkit, 309 diantaranya dinyatakan positif mengidap hepatitis A dan telah menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Sisanya ditangani dengan rawat jalan di rumah masing-masing. Bukan hanya di Pacitan, kejadian serupa juga pernah terjadi di Singkawang, Kalimantan Barat pada awal September 2018. Ada 262 orang yang diduga terjangkit virus ini, 36 di antaranya dinyatakan terjangkit hepatitis A. Meski begitu tak ada penetapan KLB pada kejadian tersebut karena terpantau beberapa hari kemudian jumlah pengidapnya menurun. (Baca: Mengenal Wabah Cacar Monyet, Gejala dan Antisipasinya) Mengenali Penyebab Hepatitis A Hepatitis A bukan penyakit baru untuk masyarakat Indonesia. Selain kasus penyebaran hepatitis A di Pacitan dan Singkawang, pada akhir Januari yang lalu virus ini juga sempat menjangkiti 45 murid dari empat Sekolah Dasar (SD) di Depok. Bahkan, pemerintah setempat telah menetapkannya sebagai KLB Parsial khusus untuk empat SD itu saja. Yang disoroti oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Noviarti, pada kejadian tersebut adalah kebersihan pada jajanan yang dimakan anak. Pasalnya, virus hepatitis A diduga menyebar melalui makanan yang kurang terjaga kebersihannya. “Jadi mungkin yang mengelola makanan waktu BAB (buang air besar) tidak cuci tangan pakai sabun sehingga ada cemaran karena memegang makanan yang disajikan. Penularan lewat itu,” kata Noviarti seperti dikutip dari Detik.com. Berdasarkan laporan Situasi dan Analisis Hepatitis oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pada 2013, sedikitnya terdapat sebelas kabupaten di enam provinsi yang telah menetapkan KLB Hepatitis A dengan jumlah 495 kasus. Pada 2014, jumlahnya menurun menjadi 282 kasus di empat kabupaten dan tiga provinsi. Bukan hanya di Indonesia, penyakit ini juga tergolong penyakit endemis yang juga banyak diidap oleh masyarakat negara berkembang. Meski tergolong ringan, adanya kecenderungan masyarakat mengidap penyakit ini mengindikasikan buruknya pola penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada masyarakat tersebut. Siklus penularan hepatitis A bermula dari penyebaran virus melalui feses dari orang yang positif terjangkit hepatitis A. Akses sanitasi yang buruk turut memengaruhi kelompok masyarakat yang lebih luas, karena penggunaan air secara massal semakin memungkinkan virus ini menular dari satu orang ke orang lainnya. “Yang paling memungkinkan dengan outbreak (wabah) yang seperti ini mungkin ada cemaran sumber air oleh virus hepatitis A. Air ini digunakan secara massal oleh banyak orang padahal mengandung virus hepatitis A,” kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, Achmad Yurianto, seperti dilansir BBC. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, Eko Budiono, membenarkan adanya pola penggunaan air yang tidak terjamin kerbersihannya. Daerah ini juga dalam beberapa bulan belakangan mengalami krisis pasokan air bersih, sehingga air yang ada digunakan secara massal. Kondisi ini diperparah dengan momentum pasca Idulfitri yang banyak dipilih untuk menggelar hajatan, sehingga makanan yang disuguhkan tidak terjamin kebersihannya dan diduga sebagai salah satu penyebab penyebaran virus hepatitis A. (Baca: Cacar Monyet Sampai Singapura, Kemenkes Jaga Tanjung Pinang dan Batam) Gejala dan Solusi Pencegahan Hepatitis A Menurut alodokter.com, penderita hepatitis A biasanya baru sadar terinfeksi setelah adanya gejala fisik berupa perubahan warna kulit dan bagian putih matanya menjadi agak menguning. Bahkan, dalam laporan Situasi dan Analisis Hepatitis oleh Pusat Data dan Informasi Kemenkes disebutkan bahwa penyakit jenis ini tergolong penyakit kronis yang menahun. Hal tersebut lantaran pengidap yang baru terinfeksi virus tidak akan menyadari bahwa dirinya telah tertular dan merasa masih sehat, sementara itu virus tersebut akan terus menular kepada orang-orang lainnya. Gejala lainnya yang juga biasa muncul ialah pengidap hepatitis A akan mengalami demam, sakit kepala hingga mual dan muntah. Warna urin menjadi lebih gelap bahkan pengidapnya juga akan mengalami peradangan pada organ hati. Secara umum, infeksi pada organ hati akibat hepatitis A tidak akan menyebabkan penyakit liver yang kronis. Meski begitu, pada kasus tertentu virus ini justru dapat berdampak serius dan perlu penanganan yang intensif. (Baca: Wali Kota Risma Dirawat, Waspadai Gejala Asma dan Maag ) Bagi pengidap yang telah berusia lanjut atau pengidap yang telah memiliki penyakit liver kronis sebelumnya, sangat mungkin mereka mengalami komplikasi yang fatal berupa gagal ginjal. Begitu pula dengan ibu hamil, mereka berisiko mengalami kelahiran prematur, termasuk risiko mengalami ketuban pecah dan solusio plasenta (lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum proses persalinan). Untuk mencegah hepatitis A, masyarakat harus menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan. Dimulai dengan membiasakan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menghindari penggunaan bersama barang-barang pribadi seperti handuk ataupun sikat gigi, dan memastikan pola konsumsi makanan yang sehat. Sementara bagi masyarakat yang telah terjangkit penyakit ini, pengobatannya harus dilakukan melalui pemeriksaan dokter. Selain itu, penderita hepatitis A harus beristirahat yang cukup, menjaga asupan cairan tubuh, dan menjaga pola makan yang teratur. Penulis : Abdul Azis Said (magang) Share Tags Evergreen Kesehatan News Alert Dapatkan informasi terkini seputar ekonomi dan bisnis langsung lewat email Anda Terkait LinkAja Beda LinkAja dengan OVO dan Go-Pay 5/7/2019, 18.20 WIB Mobil Presiden Mobil Dinas Presiden RI dari Masa ke Masa 5/7/2019, 16.31 WIB Achsanul Qosasi Achsanul Qosasi, Calon Anggota BPK yang Sukses Besarkan Madura United 5/7/2019, 10.22 WIB Tentang Katadata Advertising Karier Pedoman Media Siber Hubungi Kami ©2019 Katadata. Hak cipta dilindungi Undang-undang. Kebijakan Privasi Disclaimer

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Wabah Hepatitis A di Pacitan, Waspadai Penyebab dan Penularannya" , https://katadata.co.id/berita/2019/07/03/wabah-hepatitis-a-di-pacitan-waspadai-penyebab-dan-penularannya
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Hari Widowati
Belakangan ramai diperbincangkan penyebaran penyakit hepatitis A atau peradangan organ hati yang menjangkiti ratusan warga di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Kejadian ini pun dengan sigap direspons pemerintah setempat dengan menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Pasalnya, virus penyebabnya dengan cepat terdesiminasi dari satu orang ke orang lainnya dalam waktu singkat. KLB itu diterbitkan pada 25 Juni 2019 atau kurang dari dua minggu setelah laporan pertama adanya temuan korban hepatitis A pada 14 Juni 2019. Bahkan, sampai Minggu (30/6) dilaporkan telah lebih dari 800 warga Pacitan di 5 kecamatan diduga terjangkit penyakit ini.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Wabah Hepatitis A di Pacitan, Waspadai Penyebab dan Penularannya" , https://katadata.co.id/berita/2019/07/03/wabah-hepatitis-a-di-pacitan-waspadai-penyebab-dan-penularannya
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Hari Widowati

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

 Pemerintah Desa

 Sinergi Program

 Peta Wilayah Desa

 Agenda

 Statistik

 Komentar

 Media Sosial

 Peta Lokasi Kantor


Kantor Desa
Alamat : Jl. Airlangga No. 01 Gunungsari Arjosari Pacitan
Desa : Gunungsari
Kecamatan : Arjosari
Kabupaten : Pacitan
Kodepos : 63581
Telepon : 081233150711
Email : desagunungsari78@gmail.com

 Statistik Pengunjung

  • Hari ini:83
    Kemarin:47
    Total Pengunjung:108.978
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:216.73.216.204
    Browser:Mozilla 5.0

 Arsip Artikel

02 Januari 2019 | 1.826 Kali
Sejarah Desa
29 Juli 2013 | 1.185 Kali
Profil Desa
15 Maret 2018 | 1.160 Kali
Pemerintah Desa
13 April 2018 | 1.148 Kali
Pemerintahan Desa
06 Maret 2018 | 1.145 Kali
Visi dan Misi
22 Februari 2018 | 1.145 Kali
Data Desa
27 Januari 2020 | 654 Kali
Jadwal Agenda Hari Jadi Pacitan ke-275, Ada Kontes Akik Hingga Lomba Burung Berkicau