Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut hingga saat ini setidaknya 975 orang telah didiagnosis terkena hepatitis A di Pacitan.
Khofifah menyebut proses penularan hepatitis A memang sudah cenderung menurun. Ia juga menyebut pemicu dari penularan penyakit ini lebih karena pola hidup bersih dan sehat yang masih belum diterapkan oleh masyarakat Pacitan.
“Awal masalahnya terkait dengan air bersih. Jadi kami akan suplai kebutuhan air bersih ke masyarakat,” ucapnya.
Khofifah juga langsung meminta Dinas Kesehatan Provinsi Jatim untuk segera memeriksa kadar kebersihan air di kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah ini.
Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI, Wiendra Waworuntu menyebut masa inkubasi menjadi penentuan lamanya status KLB ditetapkan di Pacitan, yakni dua bulan. Proses inkubasi virus dalam menginfeksi tubuh penderitanya hingga akhirnya memicu gejala hepatitis sekitar 15-50 hari.
Wiendra juga menyebut Dinas Kesehatan setempat telah melakukan proses desinfeksi berupa pemberian kaporit pada sumber air yang disebut-sebut sebagai sumber dari mewabahnya hepatitis A di Pacitan. Diharapkan, proses ini bisa menghentikan penyebaran virus hepatitis A.
Penularan penyakit hepatitis A di Pacitan diduga karena warga mengonsumsi air yang berasal dari Sungai Sukarejo. Air ini didistribusikan oleh truk tangki yang dijual ke warga. Sampai saat ini, Wiendra masih mendalami dugaan ini dan menyebut ada banyak faktor yang memengaruhi penularan hepatitis, khususnya dalam hal gaya hidup atau pola makan yang tidak sehat.